menggenangi daratan. Permasalahan yang terjadi di daerah lebih rendah dari muka air laut itu, biasanya terjadi pada tengah malam hingga menjelang pagi. Anggota Komisi III DPRD Pandeglang, Entol Supriadi mengatakan, beberapa bulan lagi akan menghadapi musim hujan. Oleh karena itu, warga di pesisir pantai untuk tetap waspada dan jangan melakukan aktivitas membahayakan saat terjadi hujan deras.
"Banjir rob sudah melanda wilayah Kecamatan Cikeusik. Bencana ini datangnya mendadak, dan kita harus mewaspadainya. Tidak menutup kemungkinan banjir rob akan kembali terjadi, karena kondisi cuaca masih ekstrem," kata Supriadi Rabu (15/6/2016).
Dia mengakui, musibah banjir sulit diprediksi. Namun, banjir itu bisa datang karena hujan deras, dan bisa air laut pasang."Kita harus kenali gejala alam yang menandakan akan datang bencana. Paling tidak, cuaca ekstrem seperti ini masih rawan bencana baik banjir maupun longsor," ujarnya.
Seperti diberitakan, pihak Pemkab Pandeglang akan merelokasi lahan permukiman warga di pesisir pantai. Langkah relokasi ini yang terbaik untuk meminimalisasi ancaman banjir rob melanda rumah warga."Minimal jarak aman permukiman warga di pesisir pantai sekitar 300 meter dari bibir pantai," ucap Bupati Pandeglang, Irna Narulita seusai mengunjungi tenda pengungsian korban bencana banjir rob di Desa Cikiruhwetan, Kecamatan Cikeusik, Selasa (14/6/2016).
Irna mengatakan, banjir rob ini akibat faktor alam yang tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu, masyarakat harus waspada dan meminta relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk bekerja cepat. "Saya berterima kasih ke petugas Polsek Cikeusik yang merelakan lahannya untuk dijadikan pengungsian. Saya pribadi dapat merasakan dampak dari bencana ini yang menyebabkan hilangnya tempat tinggal, harta benda, dan mata pencaharian. Cuaca ekstrem ini membuat nelayan tidak bisa melaut,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar