Pandeglang – Hidup memang keras namun harus dipertahanan
seperti yang dilakukan dua bocah sekolah dasar Rijal dan Wadil warga Kampung
Kanyere, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan. Untuk memenuhi kebutuhanya, dua
bocah itu terpakasa harus menghapus waktu masa-masa bermainya, pasalnya pagi
kedua bocah itu sekolah dan siang menjadi pemulung.
Kegiatan itu terpaksa dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, karena kedua orang tua bocah tersebut
pekerjaanya hanya buruh serabutan. Uang yang didapat hasil penjualan barang
bekas itu untuk membantu orang tuanya dan buat jajan sekolah. Bocah yang masih
duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar itu, mengaku sudah satu tahun lebih
melakukan hal tersebut.
Wadil,
mengaku menjadi pemulung ia lakukan setelah pulang sekolah, kalau pagi kami berangkat ke sekolah sampai
jam 12 siang, kemudian jam 13,00 dia bersama Rijal, berangkat menjadi pemulung dengan membawa
karung kedua bocah itu keliling di sekitar Pasar Labuan untuk mencari barang
bekas. Lalu di kumpulkan setelah terkumpul banyak baru dijual ke pengepul yang
berada di wilayah Labuan.
"Saya lakukan ini untuk membantu ekonomi
keluarga, bapa kerja serabutan. Harusnya memang bermain dengan anak-anak
lainya tapi bagaimana lagi saya ingin membantu orang tua meski hasilnya tidak
seberapa yang penting cukup buat jajan di sekolah," ungkapnya dengan nada
polos.
Hal yang sama di ungkapkan oleh Rijal, menjadi
pemulung karena alasan ekonomi, dia mengaku tidak mau menjadi beban kedua orang
tuanya, minimal uang jajan sekolahnya
tidak harus minta.
"Cape sih tapi saya
butuh, kalau ga begini dari mana uang jajan untuk sekolah. Dari pada pulang
sekolah main ga karuhan mendingan begini, sambil main aja cari barang bekas lumayan
pa dapat Rp 10, sampai 15 Ribu juga bisa
meringankan beban orang tua," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar