CIBALIUNG, – Seorang Siswa SMAN 5
Pandeglang, (RK) yang tidak mau ditulis namanya, dikabarkan telah
diancam akan dikeluarkan dari sekolah, jika belum melunasi biaya wajib
di sekolah, sebelum melaksanakan Ujian Nasional (UN) dimulai. Hal ini
mengakibatkan dia terancam tidak lulus sebagai calon peserta dalam UN
tahun 2016.
Kakak ipar RK yang rumahnya berdekatan dengan RK, Suparjono mengatakan, mulanya RK mengadu kepada keluarga, jika dirinya tidak bisa mengikuti UN kali ini. Setelah ditanyakan, ternyata penyebabnya yaitu karena RK belum membayar biaya selama dia duduk di bangku kelas XII.
“Awalnya RK disuruh melunasi bayaran selama dia kelas XII, karena belum bisa bayar, sehingga dia disanksi oleh pihak sekolah untuk tidak mengikuti mata pelajaran di sekolah sebelum melunasi SPP,” kata Suparjono yang tinggal di Kampung Ciwangun, desa Sukajadi, Kecamatan Cibaliung.
Ia menjelaskan, RK belum membayar SPP selama dia naik ke kelas XII dengan nominal per bulannya sebesar Rp50.000.
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, agar RK tetap bisa sekolah sebelum melunasi bayaran, Suparjo menyampaikan hal tersebut kepada temannya Wahyu sebelum terhubung dengan Banpos.
Wahyu yang juga sebagai anggota DPC Aliansi Indonesia mengatakan akan melakukan pembicaraan diplomatik dengan pihak sekolah. Dia berharap RK bisa mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa.
“Kami akan bicara dengan pihak sekolah, semoga bisa ditanggapi dengan baiik,” singkatntya.
Kakak ipar RK yang rumahnya berdekatan dengan RK, Suparjono mengatakan, mulanya RK mengadu kepada keluarga, jika dirinya tidak bisa mengikuti UN kali ini. Setelah ditanyakan, ternyata penyebabnya yaitu karena RK belum membayar biaya selama dia duduk di bangku kelas XII.
“Awalnya RK disuruh melunasi bayaran selama dia kelas XII, karena belum bisa bayar, sehingga dia disanksi oleh pihak sekolah untuk tidak mengikuti mata pelajaran di sekolah sebelum melunasi SPP,” kata Suparjono yang tinggal di Kampung Ciwangun, desa Sukajadi, Kecamatan Cibaliung.
Ia menjelaskan, RK belum membayar SPP selama dia naik ke kelas XII dengan nominal per bulannya sebesar Rp50.000.
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, agar RK tetap bisa sekolah sebelum melunasi bayaran, Suparjo menyampaikan hal tersebut kepada temannya Wahyu sebelum terhubung dengan Banpos.
Wahyu yang juga sebagai anggota DPC Aliansi Indonesia mengatakan akan melakukan pembicaraan diplomatik dengan pihak sekolah. Dia berharap RK bisa mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa.
“Kami akan bicara dengan pihak sekolah, semoga bisa ditanggapi dengan baiik,” singkatntya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar