Cigeulis,- PT Selaras Agritama Sukses (SAS) cukup serius dalam mengelola lahan yang selama ini tak dimanfaatkan di wilayah Kecamatan Panimbang dan Cigeulis untuk dijadikan agro industri dan pariwisata. Ini seiring dengan lancarnya serah terima (take over) hak garap lahan seluas 83 hektar yang awalnya dalam garapan PT Abadi guna Papan (AGP) tepatya di Desa Citeureup Kecamatan Panimbang dan Desa Tarumanagara Kecamatan Cigeulis.
Dijelaskan Tim Legal PT SAS, take over hak garap lahan ini tahap
awal seluas 83 Ha dan diperuntukan untuk pembangunan jalan. Proses
pembebasan lahan dilakukan pada Juli dan Desember 2015 seiring dengan
terbitnya izin lokasi. “Kami mohon doanya dari semua pihak dan para
pemangku kepentingan agar rencana kami mengembangkan daerah selatan
terwujud dan tanpa hambatan,” kata Yayat, kemarin.
Secara umum kata Yayat, proses legal PT SAS sudah 99 persen. Tidak lama lagi kata pria ini, pihaknya bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan melakukan pengukuran agar data tanah akurat. “Konsultasi sudah dilakukan dengan BPN karena dalam waktu dekat ada rencana pengukuran. Pengukuran akan diharidi perwakilan PT AGP selaku pemberi hak garap,” jelasnya seraya menunjukan sejumlah dokumen hak garap PT SAS.
Kuasa PT SAS Kim Anggara menyatakan, take over hak garap dari PT AGP ke PT SAS tidak terjadi masalah. Hanya saja, kata Kim, pada praktinya ada saja oknum yang mencoba memanfaatkan proses take over. Kim menyebut, oknum tersebut terkesan tidak suka jika PT SAS mengelola lahan untuk agro industry dan pariwisata.
“Persoalan ini memang biasa terjadi. Namun kami optimis akan teratasai karena niat kami adalah membangun daerah dan mengelola lahan yang ada sehingga memberikan konstribusi kepada daerah,” jelas Kim.
Terpisah, perwakilan PT AGP Joko Sutomo menerangkan, perusahaannya mulai menggarap lahan tersebut sejak 1997 lalu. Lahan itu kemudian dijadikan akses jalan menuju lapangan golf dan hingga saat ini kondisinya masih seperti itu.
“Sejak 1997 PT AGP memang memiliki hak garap atas tanah negara itu. Karena kami sudah tidak sanggup dan ada perbincangan di level atas untuk melakukan take over, maka PT SAS bersedia menerima take over,” terang Joko.
Soal adanya permasalahan pasca take over, lanjut Joko, pihaknya sudah memberi tahu kepada PT SAS. Sebab, selama ini pihaknya tidak pernah mendapat masalah atas lahan garapan itu. “Waktu kita di sana tidak diungkit-ungkit, tapi saat take over muncul masalah sertifikat. Kami tidak tahu soal itu,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar