Jalan di Kecamatan Patia
RS,-Sungguh aneh rasanya jika sebuah daerah yang fasilitas publiknya masih
banyak kekurangan seperti Kabupaten Pandeglang harus menyianyiakan
anggaran yang ada, sebanyak 21 milyar anggaran tahun 2015 malah tidak
terserap. kita sebagai rakyat biasa pasti bertanya tanya, koq kenapa
bisa anggaran sebesar itu tidak terpakai?? apakah Pemkabnya tidak bisa
merealisasi anggaran apa pura pura tidak bisa. dan ini sepertinya setiap
tahun terjadi, waduh.. waduh.. padahal rata rata para aparatur
pemerintah tersebut sudah pengalaman dan sudah bekerja selama minimal
sepuluh tahun masa sih menyelesaikan permasalahan ini saja tidak becus,
rasanya saya malu jadi orang Pandeglang.
Jalan Di Kecamatan Cimanggu
Sepertinya bagi masyarakat, untuk mendapatkan pelayanan yang prima di
negeri ini adalah sesuatu yang langka dan mahal. Masyarakat dipaksa
untuk melalui jalan yang berlumpur dan penuh kubangan sedangkan
pejabatnya asyik dibalik meja jarang turun ke lapangan sibuk dengan
berbagai adminstrasi yang ruwet, sibuk dengan beberapa dokumen tapi
tetap saja hasilnya kurang memuaskan. coba anda bayangkan disaat petani
kesusahan dikala banjir dan kekeringan, disaat petani membutuhkan jalan
yang layak untuk pemasaran haasil panennya atau dikala nelayan bingung
jikalau musim angin barat (cuaca buruk) datang yang jelas jelas
membutuhkan bantuan dan perhatian yang terjadi malah pemerintah
menyianyiakan anggaran sebesar 21 milyar.
Jalan Di Kecamatan Munjul
Anggaran sebesar 21 milyar itu tidak sedikit. minimal anggaran itu bisa
untuk membuat 40 kilometer jalan desa, membuat waduk untuk mengatasi
banjir dan kekeringan biar membantu petani, beberapa fasilitas lain atau
bahkan membuat beberapa alat tangkap untuk nelayan. jadi kesannya
begini seakan akan masyarakat pandeglang itu tidak butuh pelayanan,
tidak butuh jalan yang bagus, tidak butuh jembatan keren, tidak butuh
gedung sekolah yang layak. padahal beberapa unsur masyrakat sering
meminta usulan kalu para anggota dewan reses, sering membuat proposal
pengajuan, bahkan sering meminta permohonan langsung kepada pejabat
apabila sedang berkunjung tapi kayak usulan itu hanya bisa didengar
tanpa direalisasi, proposal itu paling cuman ditumpuk bersama tumpukan
proposal lainnya dan permohonan itu dijawab hanya sebagai penghibur
sementara saja ketika berkunjung, setelah pulang dia pasti tersenyum
sambil menjawab " Bodo Amat AING..!!"
Saya sangat sedih melihat di daerah Banten Selatan, walaupun saya pernah ke Tanjung Lesung, untuk daerah seperti Sobang dan sekitarnya saya belum pernah. Sangat prihatin melihat kondisi jalan nya, hati kecil saya ingin membangun dan memajukan daerah di Banten Selatan jika Allah berkehendak.. Salam untuk warga Banten Selatan dari saya warga Kabupaten Tangerang
BalasHapus